Tanah air Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, akan menjadi tuan rumah Pertemuan Dewan Gereja-gereja Sedunia yang prestisius.
Keputusan tersebut mungkin mengejutkan bagi beberapa pihak mengingat dominasi mayoritas muslim di Indonesia, namun Sulawesi Utara dipilih sebagai lokasi pertemuan yang akan diselenggarakan pada 1-8 Februari 2024 di daerah Nyiur Melambai, Tondano, Kabupaten Minahasa.
Keberhasilan Indonesia mendapatkan kehormatan ini tak terlepas dari kapasitas luar biasa Pnt Rio Alexander Jeremia Dondokambey Bs. Pnt Franky Manumpil, seorang tokoh gereja yang turut serta dalam proses pemilihan, menjelaskan bahwa keberhasilan Rio masuk ke dalam Komite Pusat Dewan Gereja Dunia (WCC) dari unsur pemuda.
Rio ditunjuk pada pemilihan yang diikuti oleh 4.000 peserta dari 322 utusan gereja di seluruh dunia pada bulan September 2022, menjadi poin kunci dalam pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah.
Indonesia, melalui Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), mempercayakan Sulawesi Utara sebagai tempat pelaksanaan pertemuan tersebut. Keputusan ini memberikan peluang besar bagi Sulawesi Utara untuk tampil di panggung internasional, menjadi saksi bagaimana satu daerah dengan keberagaman etnis dan agama dapat menjadi penyelenggara acara sebesar ini.
Rio, yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Pelayanan Pemuda Sinode GMIM, menarik perhatian dunia dengan peran aktifnya dalam pelayanan gereja. Menjadi utusan PGI, Rio berhasil meraih tempat di Komite Pusat WCC, mencerminkan keberagaman dan inklusivitas gereja Indonesia di kancah internasional.
Indonesia, melalui perwakilan pemuda yang dinamis dan berkomitmen seperti Rio, berhasil membuktikan bahwa meski negara ini mayoritas muslim, toleransi dan kerukunan antaragama dapat menjadi dasar bagi penyelenggaraan acara skala internasional.
Pnt Franky Manumpil menyatakan Indonesia patut berbangga kepada Rio yang berhasil membawa nama bangsa ini ke kancah internasional. Keberhasilan Rio dalam pemilihan tersebut tidak hanya membanggakan PGI, tetapi juga membuktikan bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah pertemuan sebesar ini dengan sukses.
Rio sendiri, dalam menghadapi tanggung jawab sebagai tuan rumah, menyampaikan bahwa acara ini bukanlah hal yang sepele. Dalam wawancara eksklusif, Rio menyatakan bahwa Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk menunjukkan bahwa Sulawesi Utara, sebagai tuan rumah, memiliki kapasitas dan profesionalisme dalam menyelenggarakan pertemuan skala internasional.
Rio mengatakan Pertemuan ini bukanlah acara kecil. Indonesia harus berterima kasih karena sudah dipercaya oleh dunia. Dia mengaku Indonesia perlu menunjukkan kepada semua pihak bahwa Sulawesi Utara layak menjadi tuan rumah dan mampu menjalankan pertemuan ini dengan sukses.
Pertemuan Dewan Gereja-gereja Sedunia ini diperkirakan akan diikuti oleh sekitar 348 anggota dari berbagai denominasi gereja yang tersebar di seluruh dunia. Rio optimis bahwa dengan dukungan semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat lokal, dan semua pihak terkait, pertemuan besar ini dapat berlangsung dengan sukses, memberikan kontribusi positif tidak hanya bagi Sulawesi Utara, tetapi juga bagi citra Indonesia di mata dunia.
Seiring dengan persiapan intensif untuk menyelenggarakan pertemuan ini, Sulawesi Utara terus memperkuat infrastruktur, pelayanan, dan keamanan guna memastikan kelancaran acara tersebut. Semua mata tertuju pada Sulawesi Utara, yang akan menjadi pusat perhatian dunia gereja internasional pada awal Februari ini.