Bulan suci Ramadhan selalu menjadi momen yang dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Di negeri yang kaya akan keberagaman ini, semangat berbagi dan toleransi antar umat beragama menjadi semakin terasa di tengah-tengah masyarakat.
Namun, di Pemerintah Kabupaten Bolmong Timur (Boltim), Sulawesi Utara, ada sebuah kegiatan yang menarik perhatian dalam demam “war takjil” yang sedang melanda: Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Harian Lepas (THL) beragama Kristen yang memilih untuk tidak ikut dalam perburuan takjil, melainkan membagikannya kepada umat Muslim di daerah mereka.
Tidak seperti kebanyakan masyarakat yang sibuk mencari takjil untuk berbuka puasa, Oikumene ASN-THL Pemkab Boltim malah memilih untuk turun ke jalan dan membagikan takjil secara cuma-cuma kepada pengendara yang lewat.
Tindakan ini memperlihatkan semangat berbagi dan toleransi yang tinggi di tengah-tengah mereka, meskipun memiliki keyakinan dan agama yang berbeda.
Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Oikumene ASN-THL Pemkab Boltim begitu besar. Bukan hanya penduduk lokal, tapi juga ada yang datang dari beberapa desa untuk ikut serta dalam pembagian takjil ini. Hal ini menjadi bukti nyata akan harmoni dan toleransi antar umat beragama di Bolang Mongondow Timur.
Menurut beberapa warga setempat, kegiatan ini memberikan pesan yang sangat positif tentang pentingnya hidup berdampingan secara damai meskipun berbeda keyakinan. Mereka menganggap bahwa inilah esensi dari keberagaman yang seharusnya dijunjung tinggi di masyarakat.
Dalam pernyataannya, perwakilan dari Oikumene ASN-THL Pemkab Boltim mengungkapkan bahwa ide untuk melakukan kegiatan ini berasal dari Sekretaris Daerah Kabupaten Boltim, Sonny Warokka.
Mereka menyadari bahwa mayoritas penduduk Boltim adalah Muslim, dan kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan mereka terhadap saudara-saudara seiman yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Takjil yang dibagikan oleh Oikumene ASN-THL Pemkab Boltim berasal dari pedagang lokal di daerah Boltim, sehingga juga turut mendukung perekonomian lokal selama bulan suci Ramadhan. Hal ini menunjukkan bahwa semangat berbagi tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Keberanian dan keikhlasan Oikumene ASN-THL Pemkab Boltim dalam berbagi takjil kepada umat Muslim di bulan suci Ramadhan patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi kita semua.
Mereka telah berhasil memperlihatkan bahwa toleransi dan keberagaman bukanlah sekadar slogan kosong, melainkan nilai-nilai yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya itu, tindakan ini juga memberikan inspirasi bagi kita semua untuk senantiasa menciptakan lingkungan yang inklusif dan penuh kasih sayang, di mana setiap individu dapat merasa dihargai dan diterima apa adanya tanpa memandang perbedaan apa pun.
Dalam suasana yang penuh dengan ketegangan dan konflik antar umat beragama, kegiatan seperti yang dilakukan oleh Oikumene ASN-THL Pemkab Boltim menjadi sinar harapan yang menerangi kegelapan. Mereka telah membuktikan bahwa perdamaian dan harmoni dapat terwujud jika kita mau saling menghormati dan menghargai satu sama lain, tanpa terkecuali.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita semua memiliki tanggung jawab untuk memperkuat dan memperlebar ruang-ruang dialog antar umat beragama, serta menjaga keutuhan dan keberagaman bangsa ini.
Kita harus mengambil pelajaran dari kegiatan yang dilakukan oleh Oikumene ASN-THL Pemkab Boltim ini, bahwa persatuan dan kerukunan adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Dengan demikian, mari kita terus berupaya untuk menjaga semangat kebersamaan dan toleransi, sehingga Indonesia tetap menjadi contoh bagi dunia dalam mewujudkan perdamaian dan harmoni antar umat beragama.