Pada 13 November 2023 lalu, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) resmi membuka rangkaian peringatan 100 tahun Sidang Konferensi Para Uskup.
Peringatan ini merupakan momen bersejarah bagi Gereja Katolik di Indonesia, menandai satu abad perjalanan dan perjuangan dalam memajukan nilai-nilai Kristiani serta membangun gereja dan bangsa.
Acara puncak peringatan ini dijadwalkan berlangsung sepanjang tahun 2024, dengan berbagai kegiatan yang memperkuat semangat kebersamaan dan pelayanan.
Pada 15 Mei 2024 lalu, KWI menggelar perayaan utama dalam rangka 100 tahun Sidang Konferensi Para Uskup. Biasanya, sidang tahunan KWI diadakan pada bulan November.
Namun untuk memperingati momentum bersejarah ini, sidang diadakan dua kali pada tahun ini. Sidang pertama berlangsung pada 13-16 Mei, sementara sidang kedua direncanakan akan berlangsung pada 7-13 November 2024.
Sidang kali ini mengusung tema “Berjalan Bersama Membangun Gereja”. Ketua KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC, menjelaskan bahwa tema ini dipilih untuk menegaskan peran Gereja Katolik dalam membangun gereja dan bangsa melalui nilai-nilai Kristiani seperti yang diamanatkan oleh Tuhan.
Mgr. Antonius menekankan bahwa kehadiran Gereja Katolik adalah untuk menjadi sumber inspirasi dan pelayanan bagi masyarakat luas.
Menurut Mgr. Antonius, peringatan 100 tahun ini menjadi kesempatan istimewa karena bersamaan dengan Sinode Para Uskup 2023-2024 yang mengusung tema “Sinodalitas: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi”.
Selain itu, peringatan ini juga bertepatan dengan rencana kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024. Kunjungan Paus Fransiskus diharapkan dapat memberikan semangat baru bagi umat Katolik di Indonesia dalam menjalani misi pelayanan dan kebersamaan.
Dalam rangka memperingati 100 tahun ini, KWI telah mengadakan berbagai macam kegiatan yang mencerminkan semangat kebersamaan dan pelayanan. Di antaranya adalah selebrasi, studi, dan aksi sosial untuk para saudara-saudari difabel.
Mgr. Antonius menjelaskan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi gereja-gereja di seluruh Indonesia bahwa selebrasi gereja Katolik yang pertama adalah perayaan syukur ekaristi.
Selebrasi ini tidak hanya berhenti pada kegiatan seremonial, tetapi juga mencakup tindakan nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat. KWI mengadakan aksi sosial dengan memberikan bantuan kepada saudara-saudari difabel, sebagai bentuk perhatian dan cinta kasih terhadap sesama.
Selain itu, diadakan pula berbagai studi dan diskusi yang membahas tema-tema penting bagi perkembangan gereja dan masyarakat, seperti isu-isu sosial, pendidikan, dan lingkungan.
Mgr. Antonius menambahkan bahwa KWI berkomitmen untuk terus memperkuat peran Gereja Katolik dalam membangun bangsa melalui berbagai program dan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Ia mengajak seluruh umat Katolik di Indonesia untuk bersama-sama mengambil bagian dalam peringatan 100 tahun ini, dengan semangat pelayanan dan kebersamaan.
Peringatan 100 tahun Sidang Konferensi Para Uskup ini juga menjadi momen refleksi bagi Gereja Katolik di Indonesia. Selama satu abad, banyak tantangan dan perubahan yang dihadapi, namun semangat pelayanan dan dedikasi para uskup serta umat Katolik tetap teguh.
Mgr. Antonius berharap bahwa melalui peringatan ini, umat Katolik dapat semakin memperkuat iman dan komitmen mereka dalam membangun gereja dan bangsa.
Kunjungan Paus Fransiskus pada September 2024 juga diharapkan menjadi puncak dari rangkaian peringatan ini. Kunjungan ini akan menjadi momen bersejarah yang dapat memberikan inspirasi dan dorongan bagi umat Katolik di Indonesia untuk terus berjuang dalam mengamalkan nilai-nilai Kristiani.
Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia diharapkan dapat memperkuat semangat persatuan dan solidaritas, serta memberikan pesan damai dan harapan bagi seluruh masyarakat.
Mgr. Antonius menutup pernyataannya dengan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam peringatan 100 tahun ini. Ia mengajak seluruh umat Katolik untuk terus berjalan bersama, membangun gereja dan bangsa dengan semangat kebersamaan dan pelayanan.
Dengan demikian, peringatan 100 tahun Sidang Konferensi Para Uskup ini bukan hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam perjalanan Gereja Katolik di Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.