Presiden Recep Tayyip Erdogan kembali membuat langkah signifikan dengan mengumumkan bahwa Gereja Kuno Chora diubah menjadi masjid.
Keputusan ini merupakan kelanjutan dari kebijakan yang telah dilakukan sebelumnya, di mana bangunan bersejarah lainnya, seperti Gereja Kariye, juga diubah menjadi masjid.
Langkah yang dilakukan Erdogan ini tidak hanya memperluas fasilitas ibadah bagi umat Muslim di Turki, tetapi juga menjaga warisan budaya yang kaya di negara ini.
Gereja Chora, yang dikenal dengan keindahan arsitekturnya, memiliki sejarah panjang sejak berdirinya pada abad ke-4 Masehi.
Bangunan ini adalah salah satu contoh terbaik seni dan arsitektur Bizantium, terkenal dengan mozaik dan fresko yang menghiasi dindingnya. Sejak zaman Konstantinopel, gereja ini telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah yang signifikan.
Dengan keputusan untuk mengubah Gereja Chora menjadi masjid, pemerintah Turki menunjukkan upaya serius dalam melestarikan bangunan ini.
Erdogan menjelaskan pihaknya tidak hanya mengubah fungsi bangunan ini, tetapi juga menjaga dan merawat keindahan serta nilai historisnya.
Ini adalah bagian dari upaya Turki untuk memastikan bahwa warisan budaya kita tetap hidup dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Langkah ini juga bertujuan untuk menambah fasilitas ibadah bagi umat Muslim di Istanbul, yang merupakan mayoritas penduduk kota ini.
Erdogan menegaskan bahwa transformasi ini tidak akan mengurangi akses bagi wisatawan dan umat Kristen yang ingin mengunjungi situs bersejarah ini.
Adapun Gereja Kariye dan Chora akan tetap terbuka untuk umum. Turki tetap menghormati hak semua orang untuk mengunjungi dan menikmati keindahan serta sejarah yang dimiliki tempat-tempat ini.
Sejak diubah menjadi masjid, Gereja Kariye telah menjadi contoh bagaimana bangunan religius dapat tetap berfungsi sebagai pusat spiritual sekaligus tempat wisata.
Dengan tetap menjaga aksesibilitas bagi semua orang, pemerintah Turki berusaha menciptakan keseimbangan antara kebutuhan ibadah umat Muslim dan keinginan masyarakat global untuk mengapresiasi sejarah dan budaya.
Keputusan ini mendapat berbagai tanggapan dari masyarakat internasional. Banyak yang memuji langkah ini sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya yang kaya, sementara yang lain mengkhawatirkan potensi perubahan fungsi bangunan bersejarah.
Namun, Erdogan menegaskan bahwa tujuan utama dari perubahan ini adalah untuk memperkaya pengalaman spiritual masyarakat tanpa mengabaikan nilai sejarah yang melekat pada bangunan tersebut.
Menurutnya, ini adalah langkah positif yang menunjukkan komitmen untuk menjaga warisan budaya sekaligus memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat.
Dengan cara ini, pihaknya dapat memastikan bahwa warisan ini tidak hanya menjadi peninggalan masa lalu, tetapi juga bagian penting dari kehidupan kita saat ini dan masa depan.
Transformasi gereja kuno menjadi masjid mencerminkan dinamika sosial dan budaya yang ada di Turki. Sebagai negara yang kaya akan sejarah dan budaya, Turki memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan merawat situs-situs bersejarahnya.
Langkah ini juga menunjukkan bagaimana negara ini dapat mengadaptasi warisan masa lalu untuk memenuhi kebutuhan masa kini.
Erdogan menutup pernyataannya dengan optimisme. Ia mengaku percaya bahwa dengan menjaga warisan budaya kita dan mengadaptasinya untuk kebutuhan saat ini, semua pihak dapat membangun masa depan yang lebih harmonis dan berkelanjutan.
Ia juga berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap orang dapat merasakan dan menikmati kekayaan sejarah serta spiritual yang dimiliki negara Turki.
Dengan demikian, perubahan fungsi Gereja Chora menjadi masjid bukan hanya soal menambah tempat ibadah, tetapi juga soal menjaga keseimbangan antara pelestarian warisan budaya dan pemenuhan kebutuhan spiritual masyarakat modern.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam mengelola warisan budaya mereka dengan bijak.